Kisah Inspiratif—Umar bin Khattab
Banyak riwayat yang menceritakan tentang keislaman Umar bin Khatthab ra. Sebagian besar riwayat-riwayat itu lemah, tetapi populer. Misalnya, kisah yang diriwayatkan banyak orang bahwa ia pergi menemui saudara perempuan beserta suaminya, Said bin Zaid. Demikian juga, riwayat bahwa ia mendengarkan Al-Qur’an dari Rasulullah saw. di balik tirai Ka'bah.
Riwayat yang kuat hanya Allah yang lebih tahu, faktor utama Islamnya Umar bin Khatthab adalah Nabi saw. untuknya ketika beliau berkata:
"Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua laki-laki ini yang lebih engkau cintai, Abu Jahal bin Hisyam atau Umar bin Khatthab.” Beliau saw. berkata, “Umar ternyata lebih dicintai oleh-Nya.”
(HR. Tirmidzi).
Imam Bukhari menerangkan sebab lain masuknya Umar bin Khatthab ke Islam. Dari Abdullah bin Umar ra. berkata:
”Aku belum pernah mendengar Umar berkata hal ini sebelumnya. Ia berkata, “Sungguh, aku mengira dia begitu melainkan seperti yang ia kira.” Ketika Umar duduk, datang seorang laki-laki tampan lewat di depannya. Umar berkata, “Aku sudah salah mengira, atau dia berada dalam agamanya pada saat Jahiliah, atau ia adalah dukun mereka, aku harus memanggil laki-laki itu.” Kemudian dipanggilnya laki-laki itu. Ia pun mengatakan hal itu kepadanya. Laki-laki itu berkata, “Aku belum pernah melihat seperti saat ini, laki-laki itu disambut.” Umar berkata, “Aku menginginkanmu, kecuali apa yang kau katakan kepadaku (benar).”
Laki-laki itu pun berkata, “Aku adalah dukun mereka pada masa Jahiliah.” Umar bertanya, “Apa yang menakjubkan dari yang dikatakan oleh jinmu?” Ia pun berkata, “Ketika aku berada di pasar, jin (perempuan) datang ketakutan, ia berkata, “Apakah kamu tidak tahu jin dan kegalauannya, putus asa setelah berharap, pergi dengan hewan dan pelana?” Umar berkata, “Percayalah, ketika aku tertidur di antara tuhan-tuhan mereka, datang seorang laki-laki membawa anak kambing, ia menyembelihnya, lalu seseorang berteriak. Aku belum pernah mendengar seseorang berteriak sekencang itu.”
Laki-laki berkata, “Wahai Jalih (kejelekan yang dibinasakan dengan permusuhan), urusan yang tuntas, ada seseorang yang fasih berkata, “Tiada Tuhan selain Allah.” Orang-orang berlompatan. Kukatakan, “Aku tidak akan berhenti sampai aku tahu ada apa di balik semua ini.” Kemudian seseorang memanggil, “Wahai Jalih (kejelekan yang dibinasakan dengan permusuhan), urusan yang tuntas, ada seseorang yang fasih mengatakan, “Tiada Tuhan selain Allah.” Lalu, aku berdiri dan belum juga kami sempat berkomentar ketika dikatakan, “Ini Nabi (bahwa kebangkitan Nabi saw., sudah dekat).” (HR. Bukhari)
Wallahu a'lamu bishawab.
Komentar
Posting Komentar