Kisah Inspiratif—Ketika Aisyah dengan Rasulullah


Usai pernikahan dengan Aisyah ra., Rasulullah saw. menjalani kehidupan berumah tangga dengan penuh kasih sayang. Kehidupan mereka pun sangat sederhana.

Rumah Rasulullah hanyalah kamar kecil yang berdinding pelepah kurma dengan atap dari anyaman daun kurma. Tempat tidurnya hanya berupa tikar, bahkan kadang kala tidak ada makanan yang bisa dimakan selama berhari-hari, kecuali air dan kurma.

Aisyah pun berkata, "Kami sering mengalami hari-hari yang mana dapur Rasulullah saw. tidak berasap karena tidak ada makanan yang bisa dimasak." (HR. Bukhari & Muslim)

Namun, kesederhanaan itu tidak mengurangi kebahagiaan mereka. Rasulullah, seorang suami yang penuh perhatian dan selalu membantu pekerjaan rumah tangga.

Sebagai seorang wanita muda, Aisyah ra. memiliki sifat cemburu yang besar terhadap istri-istri Rasulullah yang lain.

Pernah suatu ketika, Rasulullah saat itu berada di rumahnya. Seorang sahabat mengirimkan makanan yang dikirim dari salah satu istri beliau yang lain.

Melihat hal itu, Aisyah merasa cemburu dan dengan spontan memukul wadah makanannya hingga pecah. Rasulullah hanya terdiam dengan senyuman, lalu berkata, "Ibumu sedang cemburu." (HR. Bukhari)

Kemudian, beliau mengumpulkan makanan yang jatuh dan mengganti wadah tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana Rasulullah menghadapi perasaan istrinya dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan.

Adapun salah satu ujian terbesar dalam berumah tangga Rasulullah adalah peristiwa Hadatsul Ifk, fitnah kejam yang menimpa Aisyah ra.

Suatu hari, ketika pulang dari perang Musthalik, Aisyah tertinggal dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang. Seorang sahabat bernama Shafwan bin Mu'aththal menemukannya dan mengantarnya kembali ke Madinah.

Orang-orang munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul memanfaatkan kejadian ini agar menyebarkan fitnah, Aisyah telah berbuat jahat pada Shafwan.

Fitnah ini membuat Rasulullah sangat sedih. Beliau tidak langsung menuduh Aisyah, tetapi juga tidak tahu bagaimana menjelaskan situasi tersebut. Hingga akhirnya, setelah beberapa hari, Allah ta'ala menurunkan wahyu dalam QS. An-Nur ayat 11-26 yang menegaskan, Aisyah suci dari segala tuduhan. Ketika Rasulullah membacakan wahyu ini, Aisyah langsung menangis haru. Ujian berat ini justru semakin menguatkan rumah tangga mereka.

Wallahu a'lamu bishawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif–B.J. Habibie untuk Semua Kalangan, Terutama Kaum Muda Nih!

Inilah Profilku: The Writer & Explorer

Sepotong Pesan Abah Guru Sekumpul untuk Para Dai: Utamakan Adab

Astronomi itu Bahas Apa? Cek Selengkapnya

Agama dan Depresi: Benarkah Saling Melengkapi?