Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Kisah Inspiratif—Syekh Abdul Qadir Jailani

Gambar
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang ulama dan sufi yang terkenal di abad ke-12. Pada zaman itu .... Ketika Syekh Abdul Qadir Al-Jailani masih muda, ia tinggal di Baghdad dan belajar ilmu-ilmu Islam dari ulama-ulama terkemuka. Suatu hari, ia memutuskan untuk pergi ke pasar, membeli beberapa barang yang dibutuhkan. Saat ia berjalan di pasar, ia melihat seorang wanita tua yang sedang menangis. Ia mendekati wanita itu dan bertanya apa yang terjadi. Wanita itu menjelaskan, ia telah kehilangan uangnya, dan tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan pada anak-anaknya. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani merasa kasihan dengan wanita itu dan memutuskan untuk membantunya. Ia memberikan semua uang yang ia bawa untuk membeli makanan dan barang-barang lain yang dibutuhkan oleh wanita itu. Namun, ketika Syekh Abdul Qadir Al-Jailani kembali ke rumahnya, ia menyadari bahwa ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan pada dirinya sendiri. Ia tidak memiliki pilihan lain kecuali untuk berpuasa dan...

Kisah Inspiratif—Indahnya Sedekah

Gambar
Pada zaman Al-Izzu bin Abdus Salam yang dijuluki sebagai penghulu ulama di Damaskus, terjadi krisis ekonomi yang kritis, harga-harga melambung tinggi, sehingga kebun-kebun dijual dengan harga yang paling murah. Suatu saat, istrinya pernah memberikan perhiasan emas padanya seraya mengatakan, "Juallah ini, kemudian belikan kebun untuk kita bermusim panas ke sana." Beliau mengambil emas itu lalu menjualnya dan menyedekahkan hasil jual emas tersebut. Ketika pulang, sang istri berkata pada suaminya, "Sayangku, sudahkah engkau membelikan kebun untuk kita berlibur musim panas nanti?" Suaminya menjawab, "Ya, sudah, tapi sebuah kebun di surga. Aku mendapati warga dalam keadaan ekonomi sulit, aku sedekahkan pada mereka." Mendengar itu, istrinya mengatakan, "Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan pula." Sumber: Thobaqot Syafi'iyah, 214 Ibrah! 1. Bersedekah terutama saat krisis ekonomi. 2. Kepentingan umum lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi....

Kisah Inspiratif—Freedom

Gambar
Sesekali di penghujung Ramadhan ketika dunia sibuk berburu diskon baju baru, menyiapkan hidangan istimewa, juga merekam vidio velovity , lihatlah ke Palestina. Di sana, lailatul qadr bukan hanya dikejar dalam sujud panjang, tetapi juga dalam derita panjang. Takbir kemenangan bercampur dentuman bom, dan pagi Syawal tiba bukan dengan gema takbir yang syahdu, melainkan dengan reruntuhan dan tangisan. Sesekali, seperti Khalid bin Walid yang tak gentar menghadapi rombongan pasukan Romawi, belajarlah dari para pemuda dan anak-anak Gaza. Mereka bertelanjang dada menghadang tank, berseragam luka dan bara semangat, berteriak takbir meski dunia menutup telinga. Mereka bukan hanya bertahan, mereka menyerang kejumudan hati dunia yang telah lama beku. Sesekali, renungkanlah nasib Al-Aqsha sebagaimana Umar bin Khattab yang menginjakkan kaki di sana dengan kehormatan. Ia menolak berjalan di atas kemewahan, memilih kebersahajaan, karena ia tahu bahwa tempat suci itu hanya akan dibebaskan oleh mereka ...

Kisah Inspiratif—Sumayyah

Gambar
Di bawah langit Mekah yang membara, tanah yang lebih panas dari api, tubuh seorang wanita tua terbaring tak berdaya. Tangannya terikat erat, dan wajahnya penuh luka. Nafasnya tersengal, tapi matanya tetap memancarkan cahaya keyakinan. la adalah Sumayyah binti Khayyat, seorang wanita yang tak memiliki harta, tak memiliki kekuatan di dunia ini, tapi memiliki sesuatu yang lebih berharga dari segalanya: keimanan pada Allah swt. Karena itulah ia disiksa tanpa ampun. Tubuhnya ditelanjangi dari kehormatan, dipaksa berbaring di atas pasir yang membakar. Abu Jahal dan orang-orang Quraisy berdiri di sekelilingnya, tertawa mengejek. Mereka ingin mendengar satu hal darinya: pengingkaran kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi bibirnya tetap terkunci. Seorang algojo mencambuknya. Sekali. Dua kali. Puluhan kali. Kulitnya robek. Darahnya mengalir. Tapi Sumayyah hanya menggigit bibir, menahan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tak cukup dengan itu, mereka menusuknya dengan duri, menjejalkan pasir ke mu...